Akhlaq Salaf Cerminan Akhlaq Al-Qur'an dan As-Sunnah 2
Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Beriman kepada Hari Akhir, artinya ialah ; beriman kepada hari kebangkitan setelah kematian. Pada hari itu, dunia lenyap dan datang berganti dengan hari akhir, yaitu Hari Kiamat. Pada hari itu, kiamat pasti datang dan hamba-hamba Allah pasti akan dibangkitkan sebagaimana firman-Nya :
"Artinya : Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat". [Al-Mukminun : 16-17]
"Artinya : Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya ; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur". [Al-Hajj : 7]
Yaumul Akhir adalah, hari perhitungan dan pembalasan, jannah dan naar, pemberian buku catatan dari sebelah kanan atau sebelah kiri, diangkatnya timbangan dan ditimbangnya perbuatan-perbuatan. Setelah semuanya usai, maka manusia akan menuju dua tempat, yaitu jannah atau naar. Adapun kaum mukminin maka mereka memasuki jannah dengan rasa bahagia dan mulia. Tetapi orang-orang kafir akan memasuki naar dengan adzab yang menghinakan. Kita memohon keselamatan kepada Allah.
Berkenan dengan keimanan terhadap Malaikat, maka kita mengimani bahwa Malaikat adalah makhluk yang taat kepada Allah, dia adalah pasukan Allah dan utusan penghubung antara Allah dengan hamba-hamba-Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya.
Allah menjelaskan sifat Malaikat dalam firman-Nya.
"Artinya : Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". [At-Tahrim : 6]
Allah mencipta Malaikat dari cahaya dan mereka senantiasa melaksanakan perintah-perintah-Nya.
Allah berfirman :
"Artinya : Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya". [Al-Anbiya' : 26-28]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman berkenan dengan mereka (malaikat) :
"Artinya : Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". [At-Tahrim : 6]
Berkenan dengan iman kepada Al-Kitab, maka maksudnya adalah iman kepada kitab yang diturunkan dari langit. Yang paling agung di antara kitab yang ada adalah Al-Qur'an Al-Karim. Para Ahlul Iman mempercayai semua kitab telah Allah turunkan kepada para nabi terdahulu. Kitab yang terakhir, teragung, termulia adalah Al-Qur'an Al-Adzim yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Inilah konsekuensi sebagai mukminin, mereka mengimani semua para nabi dan rasul serta membenarkannya. Nabi yang paling akhir adalah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dialah penutup para nabi dan sekaligus nabi yang paling afdhal.
Disamping itu, seorang mukmin dituntut menyedekahkan harta yang dicintainya. Dan inilah makna firman Allah :
"Artinya : Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya ....". [Al-Baqarah : 177]
Para ahlul iman, mereka menginfakkan harta yang dicintainya kepada fuqara dan masakin kerabat dekat atau selainnya, berinfak di jalan kebaikan dan jihad terhadap musuh-musuh Allah. Beginilah ahlul iman dan kebaikan, mereka menginfakkan harta bendanya di jalan kebaikan.
Pada ayat lain Allah juga berfirman :
"Artinya : Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka". [As-Sajdah : 16].
"Artinya : Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar". [Al-Hadid : 7].
Pada ayat lain, yaitu Surat Al-Baqarah : 177, Allah berfirman :
"Artinya : ... dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan) hamba sahaya ....". [Al-Baqarah : 177]
Makna ayat tersebut ialah ; mereka menginfakkan harta mereka untuk beberapa bentuk kebaikan, yaitu ; untuk kerabat dekat, anak-anak yatim, orang-orang fakir, orang-orang miskin bukan dari kerabat dekat dari kalangan orang-orang lemah, untuk Ibnu Sabil, yaitu orang yang melewati negeri asing yang tidak memiliki kecukupan nafkah. Sa'ilun atau orang yang meminta-minta, yaitu orang yang meminta-minta kepada manusia lantaran kebutuhan yang mendesak atau karena kemiskinannya. Bisa juga berarti peminta-minta yang belum diketahui keadaannya. Maka kepada mereka perlu dikasih bantuan guna menutup keadaan mereka yang kekurangan.
Allah berfirman :
"Artinya : ... memerdekakan hamba sahaya ....." [Al-Baqarah : 177]
Maknanya : Menginfakkan hartanya untuk memerdekakan hamba sahaya atau memerdekakan budak, perempuan-perempuan, memerdekakan atau menebus para tawanan.
Kemudian Allah berfirman :
"Artinya : ...menegakkan shalat dan membayar zakat ...."
Maknanya : Sesungguhnya orang-orang beriman itu menegakkan shalat dan membayar zakat. Menjaga shalat tepat waktunya sebagaimana disyari'atkan Allah dan membayar zakat sebagaimana yang diatur oleh Allah.
Allah berfirman :
"Artinya : Dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila berjanji".
(Yaitu apabila berjanji memenuhi janji itu dan tidak udzur terhadap janjinya).
Kemudian Allah berfirman pula :
"Artinya : Dan orang-orang yang sabar dalam al-ba'su, adh-dhara' dan hina al-ba'si".
Artinya sabar dalam keadaan perang.
Allah memuji mereka dalam firman-Nya :
"Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang benar dan mereka itu adalah orang-orang yang bertaqwa". [Al-Baqarah : 177]
Mereka itu adalah Ahlush Shidqi (orang yang benar) karena telah mewujudkan keimanannya dengan amal yang baik dan mewujudkan ketaqwaannya kepada Allah Azza wa Jalla.
Disebutkan pula sifat-sifat lain dari sifat Ahlus Shidqi sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfal, Al-Bara'ah dan Surat Al-Mukminun.
Allah berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya". [Al-Mukminun : 1-2]
Pada tempat yang lain, Allah menyebutkan sifat-sifat orang beriman dan kemuliaan akhlaknya. Barangsiapa mengamati Al-Qur'an Al-Karim dan senantiasa berhubungan dengannya, niscaya akan mendapatkan sifat-sifat tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran".[Shad : 29].
Allah berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus". [Al-Isra : 9]
"Artinya : Katakanlah ; 'Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman". [Fushilat : 44].
"Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci". [Muhammad : 24].
[Disalin dari buku Akhlaqul Mukminn wal Mukminat, dengan edisi Indonesia Akhlak Salaf, Mukminin & Mukminat oleh Syaikh Abdul Azin bin Abdullah bin Baaz, hal 27-34, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Ihsan]
Label: Akhlaq
0 Komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan anda :
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda