Jumat, 17 Februari 2012

Keunikan Hujjah Imam Syafi'i didalam hal bid'ah

Kaidah Bid'ah Hasanah


Telah mashyur dikenal bahwa Al-Imam Asy Syafi’i membagi bid'ah menjadi 2 bagian yaitu bid'ah mahmuudah dan bid'ah madz muumah.

Coba perhatikan hujjah Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah, dari Harmalah bin Yahya. Beliau rahimahullah berkata,

الْبِدْعَة بِدْعَتَانِ : مَحْمُودَة وَمَذْمُومَة
Al-bid 'ah , Bid'ataani ; Mahmuudah wa madzmuumah

“Bid’ah itu ada dua macam yaitu bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela.” (Lihat Hilyatul Awliya’, 9/113, Darul Kitab Al ‘Arobiy Beirut-Asy Syamilah dan lihat Fathul Bari, 20/330, Asy Syamilah)

Beliau rahimahullah berdalil tentang bid'ah mahmudah (terpuji) dengan perkataan Umar bin Al Khothob tatkala mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat Tarawih. Umar berkata,

نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ
Ni'mal bid'atu Hadzihi

“Sebaik-baik bid’ah adalah ini.” (HR. Bukhari no. 2010)

Kalau kita mau jujur dengan apa yang disampaikan beliau rahimahullah, maka kaidah bid'ah mahmudah (terpuji) itu haruslah pernah dilakukan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, karena demikian terangnya perkataan beliau ini begitu juga perkataan umar bin khottob radhiyallahu 'anhu, beliau berdua (Imam Syafi'i dan Umar) berhujjah dengan kalimat bid'ah mahmudah dengan syari'at shalat tarawih yang mana kita sama-sama tahu bahwa syari'at shalat tarawih berjama'ah sudah ada dan pernah dilaksanakan oleh Nabi sebelumnya, jadi cocokkah jika bid'ah mahmudah ini kita sandarkan kepada sesuatu yang tak pernah Nabi lakukan sebelumnya ? Padahal Imam Syafi'i dan Umar tak berhujjah dengan sesuatu yang tak pernah dilakukan sebelumnya oleh Nabi..

Mangga kita renungi bersama ..

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda :

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda