Minggu, 22 Januari 2012

Isnad (Sanad) dan kepentingannya

ISNAD (SANAD) adalah bagian dari agama, ...
ini perkataan shohih, tapi banyak diartikan bathil oleh orang-orang terkini... 

Akibatnya bermunculanlah figur-figur yang mengedepankan mengklaim bahwa gurunya memiliki sanad sampai Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, sehingga dengan bangga berkata : "Makanya belajar itu sama guru saya yang punya sanad sampai ke Nabi, jangan kayak kamu gurunya gajebo !! "

Sekilas nampak shohih ni perkataan, tapi kebusukannya luarbiasa, mengapa ? karena yang dimaksud para ulama dengan dibutuhkannya sanad adalah agar bisa diseleksi dengan kaidah-kaidah ilmu hadits, semisal fulan periwayat hadits , benarkah terpercaya ?benarkah dia bertemu secara langsung dengan perawi sebelumnya saat dia berkunjung belajar kekota tersebut si perawi sebelumnya masih hidup? apakah saat dia meriwayatkan hadits hafalannya masih baik? atau sudah udzur namun bersumber dari catatannya atau hanya sekedar mengandalkan hafalan ? dan sederet kaidah-kaidah penshohihahn dan pelemahan lainnya ...

Lalu apakah guru-guru yang mengaku memiliki sanad tersebut sudah diuji ? aduuuuuuh mbok ya bukan asal sanad mas, tapi sanad yang memenuhi syarat keshohihan, ini membingungkan, disatu sisi dia mengagungkan standar ilmu hadits dengan mengatakan Sanad bagian dari agama agar gurunya dipanuti dan diikuti tapi disisi lain dia juga menghilangkan standar penting yaitu menguji sanad ...

Dan bukan berarti masa kini mesti mempersalahkan masalah sanad , karena kitab hadits telah dibukukan, dan penelitian tentang shohih / tidaknya dimulai dari kitab-kitab hadits yang sudah ada, dan para imam pun telah mempersiapkan dengan baik tentang biografi para perawi yang ada didalam kitab-kitab hadits mereka walau sifatnya masih bertebaran diberbagai kitab.... alhamdulillah ...

Dan yang mesti kita ketahui, berbondong-bondong para ulama dan penuntut ilmu mempelajari ilmu hadits, namun sebanyak itu pula mereka mundur teratur, karena hanya orang-orang terpilih saja yang mampu menguasainya .. tidak semua pengajar hadits adalah ahli dalam penshohihan dan pelemahan hadits...

kewajiban kita hanya meriwayatkan hadits dengan mencantumkan sumbernya, selesai, adapun melemahkan dan menguatkan serahkan kepada ahlinya ..

Kesimpulan:
Jangan pusingkan guru anda bersanad / tidaknya, namun sembarang / tidaknya dalam menyampaikan hadits-hadits yang mulia ...
Kalau asal sanad, maka Iblis lebih bersanad kepada Allah Jalla Wa'Ala ... Allahu A'lam ..

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda :

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda