Sufi Dan Tasawuf 2
Doa Dalam Pandangan Kaum Sufi:
Orang-orang Sufi memohon kepada selain Allah SUBHANAHU WA TA’ALA, seperti berdoa kepada para nabi dan wali-wali yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Mereka dalam berdoa banyak mengucapkan: “Ya Rasulullah! Berilah kami sesuatu! Berilah kami! ...... Ya Rasulullah engkaulah tempat bergantung” Dan sebagian yang lain memanggil nama-nama orang yang sudah meninggal, seperti: “Ya Jailani!.....” - “Ya Rifa’i!....” - “Ya Syadzali!.....” (padahal permohonan seperti ini adalah syirik yang jelas). Mereka mengatakan: “Ya Fulan berilah saya rizki!.... Tolonglah saya!.... Sembuhkanlah saya!....” Padahal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA telah melarang orang yang memohon sesuatu kepada selain-Nya, bahkan menganggapnya sebagai perbuatan syirik.
Allah SUBHANAHU WA TA’ALA berfirman:
} وَلاَ تَدْعُ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لاَ يَنْفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إذاً مِنَ الظَّالِمِينَ {
“Dan janganlah kamu menyembah (memohon kepada) apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah: sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Yunus: 106)
Orang-orang zalim yang dimaksud di sini adalah orang-orang musyrik. Rasulullah SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
((الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ))
“Doa itu adalah ibadah.” [H.R. Tirmidzi]
Jadi doa itu adalah ibadah seperti sholat, tidak boleh diperuntukkan kepada selain Allah, walaupun ia seorang rasul ataupun wali dan ini termasuk perbuatan syirik paling besar yang membatalkan amal perbuatan dan pelakunya kekal di dalam neraka -Naudzu Billahi min Dzalik-.
Allah SUBHANAHU WA TA’ALA berfirman:
} إنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ {
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S. An-Nisaa’: 48)
Ibadah kepada Allah:
Apakah anda percaya pada pendapat orang-orang Sufi yang mengatakan: “Kami tidak menyembah Allah karena menginginkan surga-Nya dan tidak pula karena takut kepada api neraka-Nya”?
Padahal Allah SUBHANAHU WA TA’ALA memuji para Nabi yang memohon kepada-Nya karena menginginkan surga dan takut pada siksaan-Nya. Allah SUBHANAHU WA TA’ALA berfirman:
} فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ {
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami menganugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang khusyu’ kepada Kami.” (Q.S. Al-Anbiyaa’: 90)
Yaitu orang-orang yang mengharapkan surga dan takut akan adzab-Nya.
Label: Golongan
0 Komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan anda :
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda